Hai namaku Amada, biasa dipanggil manda dengan teman-temanku. Aku bersekolah di suatu sekolah yang cukup ternama di kotaku, ya tapi aku biasa saja anaknya. Aku merupakan anak pindahan dari kampung halamanku, eeiitsss, tapi aku gak kampungan ya!
Hari senin pun tiba,
hari pertama aku masuk sekolah, perasaan senang bercampur sedih pun aku rasakan
saat itu. Dngan muka yang masih bingung, aku pun mulai memasuki gerbang sekolah
dan bertanya kepada pak satpam yang ada disana, dimana kelasku. Setelah sampai
di depan kelas, masih dengan muka bingung dan malu aku memasuki kelas baruku
dan duduk dibangku yang kosong.
Bel masukpun
berbunyi, semua siswa bersiap untuk memulai pelajaran pertama. Guru matematika
dan rupanya wali kelas baruku ini juga mempersilahkanku maju kedepan untuk
memperkenalkan diri ke teman-teman baruku. Setelah aku maju kedepan dan
memperkenalkan diriku, aku melihat semua muka teman-temanku yang terpelongo
fokus memperhatikanku, aku pun grogi dan tanpa basa-basi langsung kembali ke
bangkuku.
Istirahatpun tiba,
seperti halayak pada umumnya, semua anak kelas lain ikut-ikutan ingin tau siapa
anak baru. Kebanyakan anak baru itu cepat terkenalnya, tapi tidak untukku. Ya
mungkin dari fisikkku, aku tidak secantik Cinta Laura, sesexy Julia Perez,
semontok Dewi Persik, dan sekaya Musdalifah. Aku anak yang biasa saja, kalau
disamakan dengan selebriti, mungkin aku sama dengan Betty Lafea, berkacamata
besar, berbehel, jerawat dipipi, dan kurus. Maka dari itu, tidak ada yang ingin
tau aku apalagi ingin berkenalan denganku. Aku tidak sedih dan minder dengan
seperti apa diriku ini dibanding dengan teman-teman ku lainnya, karna semua
yang ada didiriku ini adalah pemberian dan ciptaan Tuhan yang patut aku
syukuri. Tuhan kan menciptakan manusia itu bermacam-macam, tinggal bagaimana
sikap kita mensyukurinya.
Tak terasa seminggu
sudah aku bersekolah di sekolah baruku. Rasa nyaman pun mulai terasa. Nama-nama
teman sekelaspun sudah mulai hafal. Aku pun mempunyai teman baru yang bisa
dibilang sahabat, namanya Rahma. Orangnya baik, cantik, pintar, dan anehnya dia
gak sombong. Kami berdua selalu bersama, kekantin barengan, ke wc barengan,
ngerjain tugas barengan, apa-apa barengan. Sampai suatu saat aku dan Rahma
pergi ke kantin buat ngebeli makanan saat istirahat aku melihat cowok yang
ganteng, tinggi, putih, dan keren. Dengan refleks aku pun langsung merapikan
rambut dan kacamataku dan lewat di depan cowok itu. Pada saat itu, pandangan
dan fikiranku hanya pada cowok ganteng nan kece itu. Rahmapun menyenggol dan
berteriak agak keras di telingaku “ Mandaaaaaaaa...... lo jadi gak sih beli
makanannya?”. Aku pun kaget dengan muka bingung langsung menjawab “ Hah...
iya,iya,iya”. “iya apanya Mandaaaa.....?” tanya Rahma lagi. “Gak tau nih,hehe”
jawabku. “Yaudah yuk ah cepetan ke kelas, ada yang gak beres nih sama lo” ujar
Rahma sambil menarikku membawa ke kelas.
Sesampai dikelas
Rahma pun langsungmenanyakanku kenapa aku tadi. Aku pun menjelaskannya bahwa
tadi aku melihat cowok ganteng nan kece di kantin. Rahmapun memberi tauku.
Namanya Raka, cowok jurusan IPS yang banyak digandrungi cewek-cewek di sekolah
karna pinter beatbox dan dia juga bawaanya mobil Jazz. Saat aku bilang ke Rahma
kalau aku suka dengan Raka, Rahma Cuma ketawa kecil sambil mencubit pipiku. Dan
kata Rahma dia Cuma pingin biarin aku tau gimana Raka itu sebenarnya.
Hari demi haripun
terus berjalan, rasa keingin tahuanku ke Raka mulai menambah. Aku pun mencari
tahu nama Facebook dan Twitter dia serta PIN BB nya dia. Aku pun mulai add,
follow, dan nginvite Raka. Kebiasaan si pemuja rahasia pun mulai aku lakukan
saat itu. Mulai cari tau siapa pacar dia yang dia cantumin di status BBM nya.
Ngeliatin pm dia, supaya tau dia lagi apa. Ngecekin wall Facebooknya, cari tau
apa dia Wall To Wall-an sama cewek-cewek. Mantengin Time Line Twitternya, cari
tau siapa-siapa aja yang diucapin goodmorning dan goodnight sama dia..
sebenernya sih, ini kerjaan yang ngebuang-buang waktu aja, tapi yang namanya
pemuja rahasia, demi seseorang yang dia kangumin, apapun bakalan dia lakuin.
Tak terasa, sudah
lama aku menjadi penuja rahasianya Raka. Sampai suatu hari temaku Rahma
meminjam Blackberryku dan iseng-iseng BBM si Raka dan bilang apa yang ada di
hatiku selama ini. Sesampai dirumah, BBM yang Rahma kirim ke Raka tadi dibalas
oleh Raka yang isinya seperti ini “Eh, Manda maksud lo apaan BBM gua kayak
gitu?! Lo kan tau gua ini udah punya pacar , ngapain lo bilang gitu. Mau
ngerusakin hubungan orang? Hah?? Selama ini banyak yang bilang kalo gua ada
pemuja rahasia, dan ternyata itu lo! Asal lo tau ya, jangankan gua yang terusik
dengan kabar itu, pacar gua juga terusik dan kitarang sempet berantem dan itu
gara-gara lo rupanya!!! Sekali lagi gua ingetin ke lo, kalo mau deketin gua,
liat tampamg dulu ya!”. Setelah membaca BBM ini, air matakupun jatuh tanpa
kusadari, tanganku lemas seakan-akan handphone
yang kupegang itu sangatlah berat. Akhirnya kubaringkan tubuhku diatas tempat
tidur dan memejamkan mata dengan air mata yang kubiarkan menetap dipipiku. Aku
mulai istirahat agar bisa masuk ke sekolah besok dan bertemu Rahma untuk
bercerita.
Keesokan harinya
dengan muka dan badan yang masih lemas aku masuk ke kelas dan langsung duduk
dibangkuku. Tak lama kemudian, Rahma datang dan langsung duduk, Rahma diam
sebentar lalu ia memegang pundakku dan berkata “ Maafin gua ya manda”. Aku
menghela nafas sambil menahan air mataku
untuk tidak keluar lalu kupeluk Rahma dan bilang “ Kamu gak salah ma,
malah aku yang mau berterima kasih ke kamu, berkat keisengan kamu, aku jadi tau
siapa itu Raka dan gimana sifat dia. Mungkin
kalo gak karna kemarin, aku bakalan lebih lama jadi pemuja rahasianya si
Raka dan bahkan mungkin omongannya bakalan lebih sakit dan terasa daripada
ini”. Kataku sambil menetaskan air mata karna tak sanggup lagi untukku tahan.
Pulang sekolah, aku
dan Rahma pergi ketaman kota dan mencoba menenangkan diri disana. Aku pun
bilang ke Rahma dengan suara yang keras “ Aku, Manda si pemuja rahasia,
menyatakan bebas dari jabatan pemuja rahasia dan berubah menjadi single happy”.
Rahma pun bahagia dan mencubit pipiku. Aku pun bilang ke Rahma “ Ma, kebanyakan
orang kalau disuruh milih mendingan ngelupain seseorang yang dia suka/cinta
atau tidak mengenal seseorang itu dari pada sakit kayak gini pasti mereka milih
gak mengenal seseorang itu. Beda banget sama aku, justru dengan kita mengenal
seseorang itu, kita bakalan dapet pengalaman. Kita bakalan jadi tau gimana
rasanya jatuh cinta, gimana rasanya disakitin, tau rasanya punya harapan ke
seseorang itu, jadi tau gimana rasanya mengagumi tanpa dicintai, dan jadi tau
gimana rasanya jadi pengagumyang gak disukai dengan orang yang dikagumi”. “Lo
hebat Manda, gua bangga punya sahabat kayak lo” ujar Rahma ke aku. Mulai sejak
itu aku dan Rahma mulai menjadi pribadi yang legowo dan terima apa adanya.
Jadi, aku
menyimpulkan bahwa “ Cinta itu bukan harta karun! “ ini pelajaran penting yang
aku dapet. Kalau cinta itu harta karun, aku, Manda, si pemuja rahasia – secret
admirer bahasa kerennya- pasti udah kaya banget. Anyway...... menjadi seorang
secret admirer itu gak mudah. Aku jadi punya kegiatan rutin setiap harinya.
Bangun tidur, yang pertama kali aku cek adalah facebook dan twitternya untuk
tau dia telat bangun atau enggak. Agak siangan dikit, ngelongok Twitternya biar
tau dia makan siang sama siapa. Sebelum tidur aku selalu ngintipin Timeline-nya
merhatiin kapan dia ngucapin selamat malam ke aku, eh yang ada aku selalu
ketiduran karna lama nunggunya. Ngarep.
Meskipun kadang dapet
fakta yang pahit dan bikin galau, seorang secret admirer ngak pernah kapok
ngelakuin itu semua. Tapi, apa benar perasaan bisa dipendam selamanya......????
bersambung.........
bersambung.........


Tidak ada komentar:
Posting Komentar